Wednesday, November 20, 2013

Kampaye Narkoba Dalam 2 Budaya yang Berbeda

Masalah narkoba atau obat - obatan terlarang ini sudah tidak asing lagi kita dengar, bahkan di negara kita sendiri sudah memakan banyak korban. Narkoba membuat pemakainya menjadi terkegantungan. Ini sudah menjadi masalah dari tahun ke tahun tetapi masalah ini belum bisa diatasi. Tidak hanya di Indonesia bahkan di beberapa negara lain juga telah memakan banyak korban dan narkoba telah menjadi lifestyle mereka sehari - hari. Masalah ini menimbulkan adanya organisasi anti narkoba, mereka melakukan pendekatan - pendekatan pada audiencenya dengan cara yang berbeda - beda, di lihat dari kelas sosial maupun budaya yang dianutnya. 

Dalam tugas ini saya mengambil kampaye - kampaye narkoba dari 2 sudut pandang budaya yang berbeda, yang pertama kampaye di Indonesia yang ditemui di jalanan dan yang kedua dari sebuah kampaye di USA. Kedua kampaye ini berasal dari dua kelompok yang berbeda baik dari segi ideologi, kelas sosial, maupun budayanya. 


Poster dari Badan Narkotika Nasional ini menampilkan dua sisi manusia yang tidak memakai narkoba dan yang memakai narkoba. Mereka merepresentasikan padangan mereka tentang narkoba secara langsung, dapat dilihat di sebelah kiri orang tersenyum dan sehat karena tidak memakai narkoba, sedangkan sebelah kanan terdapat gambar tengkorak dengan background hitam menandakan ia memakai narkoba, dan di tengah - tengahnya terdapat jarum suntik yang melambangkan narkoba. Mereka menterkaitkan narkoba dengan unsur - unsur keagamaan dengan menggambarkan tengkorak dengan latar seperti di neraka, bahkan kadang banyak tagline atau gambaran setan/iblis dan neraka/dunia akhirat. Hal ini dipengaruhi oleh budaya Indonesia yang menjunjung tinggi unsur keagamaan. Gambaran - gambaran ini membuat si audiencenya memiliki rasa takut untuk mengkonsumsi obat - obatan terlarang ini.


Sedangkan kampaye dari 
US ini mereka melakukan pendekatan dengan audiencenya yang relatif masih muda, mereka menggambarkanya dengan lebih simple dan tegas
Dapat di lihat dari poster di atas dengan kalimat
"be smart and say no to drugs
" poster itu di gambarkan dengan simple dan mudah di mengerti, para audince di ajak untuk lebih pintar dalam mengambil keputusan untuk tidak mengkonsumsi narkoba. Dalam penyampaianya tidak membawa unsur - unsur agama, karena di negri barat tidak terlalu menjunjung tinggi nilai keagamaan, tapi mereka memiliki padangan yang lebih terbuka dan luas.
Para orang tua di sana mengajarkan anaknya untuk lebih mengendalikan diri. Mereka tidak terlalu menjunjung tinggi keagamaan namun mereka lebih segan berurusan dengan hal - hal yang bersifat hukum, karena hukum di sana bersifat ketat. 


Pada kedua perbandingan kampaye ini dapat di simpulkan bahwa setiap kelompok masyarakat di tiap negara memilki ideologi yang berbeda - beda, oleh karena itu harus menggunakan cara pendekatan yang sesuai dengan audiensnya baik dari segi kelompok sosisal maupun budayanya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa di 
Indonesia lebih menjunjung tinggi nilai - nilai keagamaan dalam kehidupan seharinya maka dilakukan pendekatan dengan membawa unsur keagamaan agar menimbulkan kesadar dan adanya rasa takut kepada Tuhan. 
Sedangkan pada masyarakat barat lebih kepada diri sendiri, dapat mengendalikan diri dan lebih mengambil keputusan pintar untuk tidak mengkonsunsi narkoba. 

Wednesday, November 6, 2013

Media Massa

Di dalam media massa terdapat aspek - aspek di dalamnya salah satunya adalah ideologi, apa itu ideologi? Ideologi adalah ide - ide tentang cara operasi hubungan kekuasaan dalam budaya dan masyarakat.

Bentuk dari media massa ini seperti koran, film, dan lain lain. Cara media untuk mengkonstruk berbagai kualitas seperti "realisme", "kegaiban", "tragedi"


Beberapa Unsur dari Media Massa:

  • Narasi
Aspek bentuk yang berkaitan dengan konstruksi cerita dan drama, misalnya artikel pada sebuah berita mengisahkan cerita dalam sebuah novel

  • Genre
Genre ada karena adanya pengulangan, merupakan fakta bahwa sebagian besar produk media terbagi ke dalam berbagai kategori atau tipe. Misalnya adanya film komedia lalu muncul lagi beberapa film komedi maka itu bisa di kategorikan sebagai genre karena adanya pengulangan.

  • Representasi
Media mewakili berbagai kelompok sosial yang dikategorikan dengan banyak cara seperti gender, etnisitas, umur, dan kelas sosial. Tetapi tidak hanya mencakup tipe-tipe spesifik (wanita-wanita tua), juga tipe - tipe kolektif, dan intuisi/kondisi. Semua ini dapat direpresenatiskan, sering kali secara berulang dan dapat mengkomunikasikan makna dominan.

  • Audiens
Merupakan kelompok orang yang mengkonsumsi produk - produk media, ini dapat dikaitkan dengan pengelompokan sosial, seperti wanita untuk fiksi romansa dan pria muda untuk permainan komputer.

  • Intuisi
Organisasi yang menjalankan dan mengontrol media, seperti kantor berita Reuters yang mensuplai materi untuk layanan berita dunia.